Bikers

Kamis, 04 Maret 2010

Fenomena dana investasi asing (Arab) di Indonesia

·   0

Booming ekonomi di Arab, khususnya negara-negara teluk ternyata berimbas ke Indonesia. UAE, Saudi dan Qatar menjadi motor penggerak investasi di Indonesia. Kebanyakan dalam bisnis telekomunikasi dan property. Sektor lain juga diincar seperti perkebunan dan jasa.

Akan tetapi, nampak sekali bahwa dan investasi tersebut hanya masuk menggantikan investasi dunia ketiga. Qatar dengan Qtelnya misalnya masuk ke Indosat hanya menggantikan investasi Singapura yang dinilai memonopoli bisnis telekomunikasi di Indonesia.

Proyek-proyek yang seharusnya padat modal tidak satupun dilirik oleh investor Arab. Dan ini tentunya mengurangi efek invetasi Arab ke Indonesia.

Satu hal lagi yang membuat miris adalah kebanyakan investor Arab masuk ke Indonesia akibat kerjasama bisnis dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

Artinya, pengusaha Indonesia sendiri kurang mengambil manfaat dari derasnya arus investasi Arab ke luar negeri.

Berbagai kelemahan Indonesia adalah:

1. Pengusaha Indonesia kurang mampu menyodorkan proposal investasi yang masuk akal ke pihak investoir Arab tersebut.

2. Pengusaha mapan Indonesia kurang jeli mengajak pemodal Arab masuk ke Indonesia. Hanya bakri yang mampu mengajak investor properti dari UAE, namun gregetnya kurang mengaung.

3. Indonesia tak berani berinovasi mengajak investor Arab masuk ke sektor-sektor yang dianggap padat modal, misalnya proyek mobnas, joint venture pembangunan N 219, N 250 atau N 2130 oleh PT DI, yang bukan mungkin bisa menarik perhatian perusahaan pemodal penerbangan Arab seperti Mubadala, DAE, Aabar dan lain sebagainya.

4. Perusahan seperti PTPN harus menjadi ujung tombak kerjasama JV dalam perkebunan dengan investor Arab, sayangnya tidak terdengar gaung dari pemerintah untuk mengajak PTPN dalam kerjasaam investasi dengan investor Arab.

5. Bukan tidak mungkin pengusaha Arab juga masuk ke sektor tekstil dan permesinan. Tapi tampaknya pihak Indonesia tidak all-out dalam mengundang keingintahuan investor Arab.

6. Tidak salah juga misalnya Indonesia memulai kerjasama pertambangan dengan investor Arab di luar negeri. Ekspansi Pertamina di luar negeri bisa dipertajam dengan membentuk sebuah perusaah JV dengan investro Arab dalam eksplorasi minyak dan bahan tambang lainnya seperti Gas di negara-negara yang belum terolah hasil tambangnya seperti Asia tengah, Afrika dan Latin.

Bila momen ini dilalaikan sekarang ini, maka bukan tak mungkin Indonesia akan kehilangan kesempatan dalam meraup manfaat dari booming ekonomi di Arab.

Subscribe to this Blog via Email :